Minggu, 26 Agustus 2012

Who's Your Role Model???


Kita semua pasti mengetahui bahwa manusia adalah makhluk ciptaan-Nya yang paling sempurna, dan manusia juga merupakan satu-satunya makhluk hidup yang diberikan tingkat intelektualitas tertinggi dibandingkan makhluk hidup lainnya yang ada di muka bumi ini. Pada dasarnya, tingkat intelektualitas yang diberikan ke masing-masing kita adalah sama, dan ibarat tanaman, daya intelektualitas ini pun akan tumbuh subur jika kita rajin merawatnya setiap hari. Sebaliknya, tanaman kepintaran yang telah dianugerahkan kepada kita pun akan dengan mudah layu jika sang pemilik tidak mampu merawat tanamannya dengan baik, cenderung membiarkan tanamannya layu, dan secara perlahan tapi pasti, tanaman tersebut akan mati dengan sendirinya.
Rasa-rasanya tidak akan ada sisi menariknya sedikitpun jika kita membicarakan tanaman yang layu hanya karena sang pemilik malas untuk merawat tanamannya.
So, let’s start to talk directly to the main topic…
Sederhananya, intelektualitas yang saya maksudkan di atas adalah kepintaran seseorang, yang tidak hanya pintar secara teori atau memiliki catatan nilai akademik diatas rata-rata, tetapi juga pintar dalam bidang non-akademik. Sebenarnya, penilaian dalam hal non-akademik ini sangatlah luas, tetapi izinkan saya untuk mengerucutkan definisi kepintaran yang saya maksud disini dengan analogi sederhana, dimana dalam hal ini, dengan kepintarannya seseorang harus mengeluarkan segala kemampuan dan kreatifitasnya untuk bisa menghadapi setiap masalah yang muncul, dan menjadikan masalah tersebut sebagai sebuah peluang dan modal untuk keberhasilan dan kesuksesan dirinya di masa yang akan datang.
Kepintaran ini jugalah yang banyak digunakan oleh sebagian besar orang untuk menggali, melatih dan terus mengasah bakat terpendam yang dimilikinya secara konsisten dan kontinyu, sehingga pada akhirnya, ia mampu menyuguhkan bakatnya secara maksimal dan membuat orang lain terpikat serta terkagum-kagum dengan pertunjukan bakat yang mereka suguhkan.
Orang-orang seperti inilah yang tidak hanya cemerlang dalam hal apapun, tetapi juga biasanya memiliki banyak penggemar atau idola, yang tidak hanya mengagumi bakat atau kepintarannya semata, tetapi juga berusaha meniru apapun yang dilakukan dengan harapan bisa meraih hasil kesuksesan atau keberhasilan seperti yang sudah diraih oleh idolanya dengan cara yang sama.
Orang-orang yang kita kagumi sebagai panutan, baik seseorang yang sangat ahli dalam bidang tertentu, memiliki jabatan yang tinggi di dalam sebuah organisasi atau perusahaan, atau bisa juga karena orang tersebut memiliki kemampuan atau kebiasaan yang menurut kita bisa dijadikan sebagai contoh dalam berperilaku dan bersosialisasi dengan orang lain di sekitar kita, biasa disebut sebagai Role Model.
Mengacu ke Wikipedia, Role Model adalah seseorang yang memberikan contoh, dimana perilakunya kerapkali dicontoh atau ditiru oleh orang lain. Singkatnya, Role Model tidak hanya seseorang yang kita idolakan, tetapi lebih dari itu, perilaku atau pencapaiannya mampu menginspirasi banyak orang, sehingga apa yang dilakukan oleh orang tersebut selalu dijadikan sebagai contoh untuk ditiru ke dalam kebiasaan dan perilakunya sehari-hari.
Orang yang biasa dijadikan sebagai Role Model ini pun beragam, dan bisa berasal dari berbagai macam kalangan, walaupun pada umumnya siapa pun bisa dijadikan sebagai Role Model, termasuk Anda-Anda yang sedang membaca artikel ini. But on this case, let’s take examples of artis/selebritis, pengusaha, professional, penyanyi, dokter, pengacara, bahkan bisa juga seorang ustad/imam/pendeta yang memiliki banyak umat dan memiliki kemampuan berkomunikasi yang cukup baik.
Mengingat besarnya pengaruh Role Model dalam kehidupan kita sehari-hari, baik saat berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain, maupun juga dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan hidup kita di masa yang akan datang, maka berhati-hatilah sebelum memilih seseorang untuk dijadikan sebagai Role Model, apalagi jika kita sudah tahu pasti bahwa apa yang dilakukan oleh calon Role Model tersebut telah banyak merugikan orang lain, dan tentunya hal yang sama juga tidak ingin kita lakukan, yang akhirnya akan ikut merugikan banyak orang jika perilaku dan kebiasaan yang sama juga ikut kita tiru dalam kehidupan kita sehari-hari.
Role Model kerapkali dipilih oleh seseorang, tidak hanya karena Role Model tersebut telah berhasil mencapai suatu keberhasilan sepanjang hidupnya yang mungkin saja tidak berhasil diraih oleh kebanyakan orang lainnya, tetapi juga karena perilaku Role Model tersebut semasa hidupnya telah terbukti bisa menjadi teladan yang cukup baik. Contoh Role Model seperti ini, sebut saja Nabi Besar dalam Islam, yaitu Nabi Muhammad SAW, yang semasa hidupnya telah banyak menorehkan hasil-hasil besar, tidak hanya dalam kehidupan beragama, tetapi juga dalam kehidupan sosial sehari-hari, baik dalam berdagang atau berbisnis, serta dalam pentas politik yang pada masa itu banyak dipenuhi oleh politikus-politikus kotor yang tidak dapat dipercaya, serta juga tidak memiliki jiwa kepemimpinan yang baik, yang bisa dijadikan teladan bagi banyak orang seperti Rasulullah SAW.
Namun, Role Model ini tidak selalu seseorang yang memberikan contoh atau keteladanan yang positif bagi orang lain, tetapi bisa juga seseorang yang memberikan contoh yang negatif, dan pencapaian atau kesuksesan yang diraihnya semasa hidup bisa dikatakan lebih banyak memberikan dampak yang negatif bagi banyak orang, ketimbang dampak positifnya. Ambil contoh Adolf Hitler, sang diktator Nazi yang telah membantai dan memburu banyak Yahudi ini tercatat memiliki banyak penggemar atau orang-orang yang masih mengidolakan Hitler hingga saat ini. Kendati tindakan sadis dan kejinya telah banyak meninggalkan dampak negatif dan kebencian yang sangat luas, khususnya di kalangan kaum Yahudi Eropa, tetapi tidak sedikit juga orang yang mengagumi sisi positif dari seorang Hitler. Hitler merupakan orator yang sangat hebat, dimana pidato-pidatonya selalu mampu menggugah, serta membakar motivasi para pengikut-pengikutnya. Hitler juga merupakan seorang nasionalis yang sangat mencintai negaranya, dan tidak pernah memanfaatkan pangkat dan jabatannya untuk memperkaya diri sendiri atau keluarganya. Semua yang dimiliki banyak didedikasikan untuk negaranya, dimana hal ini terbukti dari sedikitnya jumlah tabungan dan asset yang dimilikinya selama menjabat sebagai pemimpin tertinggi Nazi pada masanya.
*) Catatan tambahan, bahwa disini penulis tidak bermaksud sedikitpun untuk mengajak para pembaca untuk mengidolakan atau membenci orang tertentu yang dijadikan sebagai contoh Role Model dalam bahan artikel ini.
Saya pribadi, sama seperti orang lain pada umumnya, memiliki banyak Role Model dari berbagai kalangan yang memiliki perannya masing-masing dalam kehidupan saya hingga saat ini, baik dalam kehidupan di keluarga dari mana saya berasal, di perusahaan tempat saya bekerja dan mencari nafkah, maupun juga di lingkungan tempat saya bersosialisasi dengan teman-teman. Peran Role Model dalam kehidupan saya pribadi amatlah sangat penting, karena mereka bisa memberikan contoh gambaran yang nyata akan masa depan yang saya inginkan.
Setiap kali memilih seseorang untuk dijadikan Role Model, saya selalu memulai dengan pertanyaan-pertanyaan, apakah Role Model yang saya pilih sudah terbukti berhasil menjadi seorang A, B atau C? Apakah ketiga pilihan tersebut sudah betul-betul merepresentasikan apa yang ingin saya capai dan apa yang ingin saya raih di masa depan? Lantas apa saja yang mereka lakukan sebelum mereka berhasil dan menjadi sukses seperti sekarang ini? Pertanyaan terakhir, apa yang sudah dilakukan orang lain tersebut, namun masih belum saya lakukan hingga saat ini?
Seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya, saya memiliki banyak Role Model, dan Role Model tersebut telah banyak berganti-ganti, terutama setelah saya mengenal orang baru yang menurut saya lebih sukses atau lebih baik dalam banyak hal dari Role Model yang saya pilih sebelumnya. Kenal yang saya maksudkan disini bukanlah berarti Role Model yang saya pilih telah mengenal saya atau kami pernah bertatap muka, karena sejujurnya, tidak ada satupun orang-orang yang saya jadikan idola pernah bertemu dengan saya sebelumnya, hehehe, namun, saya mengenal mereka dengan baik karena saya banyak mencari-cari info tentang biodata idola saya tersebut, sehingga saya pun bisa tahu banyak mengenai latar belakang atau catatan kehidupan masing-masing idola saya, hingga pada akhirnya, saya bisa mengidolakan mereka dan bisa memasukkan mereka ke dalam List of My Role Model. Sebut saja beberapa diantaranya adalah Nabi Besar Muhammad SAW, Michael Jordan, Steve Jobs (alm), Michael D. Rusli (alm), Chairul Tanjung, dan termasuk CEO dari perusahaan tempat saya bekerja: Hasnul Suhaimi. Mereka-mereka adalah orang-orang hebat yang menurut saya perilaku, keteladanan dan kesuksesannya bisa dijadikan contoh, baik dalam perilaku kehidupan sehari-hari, maupun juga dalam perjalanan karir saya, yang saat ini masih dalam tahap awal proses perjalanan menjadi seorang professional (minimal Direktur) di suatu perusahaan besar saat usia saya menginjak 35 tahun nanti.
Namun, tidak hanya orang-orang tersebut yang selama ini telah banyak menjadi pembimbing gaib saya melalui kisah serta catatan perjalanan hidup dan kesuksesan mereka yang telah saya baca dan kumpulkan melalui banyak sumber, tetapi ada juga beberapa orang, yang menurut saya telah banyak berjasa dalam membantu saya, meskipun namanya tidak setenar orang-orang yang telah saya sebutkan sebelumnya. Mereka adalah Ayah dan Kakak Lelaki saya, yang selama ini telah banyak memberikan contoh, baik langsung maupun tidak langsung, bagaimana menjadi seseorang yang berhasil dalam pekerjaan, tetapi juga dengan tidak melupakan agama, keluarga, serta gaya hidup yang sederhana, atau kami di keluarga biasa menyebutnya dengan “Gaya Hidup Prihatin”.
Siapapun bisa menjadi apapun yang kita inginkan. Siapapun juga bebas dalam memilih dan menentukan siapa Coach/Role Model yang tepat, yang menurut kita bisa dijadikan sebagai sumber inspirasi dan perilakunya dapat kita contoh atau tiru demi untuk menjadi seseorang yang kita inginkan di masa yang akan datang. Untuk menjadi seseorang yang berhasil, dibutuhkan kerja keras, ketekunan dan komitmen yang tinggi, dimana penggerak dari semua itu berasal dari diri sendiri. Orang lain atau siapapun, baik yang sehari-hari berada di sekitar kita, ataupun juga orang-orang yang hanya kita ketahui melalui koran, televisi, majalah atau internet, juga bisa memberikan kontribusi positif kepada kita untuk menjadi seseorang yang kita inginkan. Tetapi, peran serta dan kontribusi mereka dalam menginspirasi kehidupan kita tidak akan dapat berjalan maksimal selama kita tidak mau membuka diri untuk menerima masukan, saran atau kritik dari orang lain.
Hal terakhir yang harus diingat, sebelum kita menentukan dan memilih siapa Role Model kita, lihat dulu ke sekeliling kita, lihat ke masing-masing anggota keluarga yang kita miliki, apakah ada diantara mereka yang perilaku kesehariannya dapat kita tiru dan kita jadikan sebagai modal kesuksesan kita nantinya? Ingat, kita semua adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan selalu membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupan kita sehari-hari.
Jika Anda sudah berkeluarga, tidak ada salahnya jika Anda meluangkan waktu Anda sejenak untuk introspeksi diri, apa saja hal-hal positif dan negatif yang sudah Anda lakukan di dalam keluarga dan pernah dilihat oleh istri dan terutama anak-anak Anda? Jika masih ada tindakan negatif yang masih Anda lakukan, segera hentikan mulai sekarang juga! Jangan sampai anak-anak Anda melihat dan merekam tindakan Anda di kepala mereka masing-masing, untuk kemudian suatu saat nanti mereka melakukan hal yang sama, dan menganggap apa yang mereka lakukan adalah sesuatu yang positif, karena mereka mempelajari hal tersebut dari Anda yang merupakan Kepala Keluarga di rumah. Keluarga adalah influence terbesar dan terdekat untuk anak-anak kita. Jangan sampai anak-anak kita setiap hari kita pertontonkan tindakan-tindakan negatif yang sama sekali tidak ada gunanya untuk mereka dan masa depan mereka. Karena bukan tidak mungkin, setiap anak mengidolakan orang tua mereka masing-masing, dan mereka ingin menjadi seperti orang tua mereka di masa yang akan datang.
Siapapun bisa menjadi Role Model, dan siapapun mempunyai kebebasannya masing-masing untuk menentukan dan memilih siapa orang yang tepat untuk dijadikan sebagai panutan atau Role Model mereka.

As long as choosing Role Model is priceless, choose them as much as you can. Emulate their good sides, and take away their bad sides.

We are what we think we are

Happy Choosing Guyz

Written by Bramasto Ari Wibowo
Published on Aug 26, 2012

Google Search



Google